Pernah Anak Tiba-tiba Mengeluh Sakit Perut Tanpa Alasan Jelas?
Tahukah Anda bahwa lebih dari 10% anak usia sekolah mengalami keluhan sakit perut berulang tanpa sebab medis yang jelas? Dan salah satu penyebab tersembunyinya adalah stres anak.
Ya, emosi dan pikiran anak ternyata sangat berpengaruh pada kondisi fisik mereka—bahkan hingga menimbulkan keluhan seperti nyeri perut. Ini bukan sekadar “alasan untuk tidak sekolah” atau “manja”. Ini adalah sinyal tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak beres secara emosional.
Gak Selalu Karena Jajan Sembarangan: Sakit Perut Anak Bisa Datang dari Pikiran
Ketika kita bicara soal penyebab sakit perut, kebanyakan orang tua langsung berpikir soal makanan. Tapi, faktanya, stres bisa memicu ketegangan pada sistem pencernaan anak. Sistem pencernaan dan otak terhubung erat melalui apa yang disebut gut-brain axis. Saat anak merasa takut, cemas, atau tertekan, otak mengirim sinyal ke usus yang bisa memicu kontraksi otot perut, perubahan flora usus, bahkan peradangan.
“Apakah ini sama dengan penyakit maag?” Tidak selalu. Anak bisa mengalami gejala mirip maag seperti mual, kembung, atau nyeri tanpa adanya luka lambung. Ini dikenal sebagai functional abdominal pain atau psikosomatis.
Sumber: Harvard Health Publishing
Deteksi Dini: Kenali Gejala Stres Anak yang Sering Diabaikan
Gejala stres pada anak kadang tersembunyi dan tidak seperti orang dewasa. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
- Mudah marah atau menangis
- Sulit tidur atau sering mimpi buruk
- Menarik diri dari lingkungan
- Menolak makan atau justru makan berlebihan
- Sering mengeluh sakit perut tanpa penyebab jelas
Jangan anggap remeh keluhan yang berulang—apalagi jika anak terlihat lebih sensitif atau murung dari biasanya.
Cara Natural Atasi Sakit Perut karena Emosi
Mengatasi keluhan fisik anak tidak cukup hanya dengan obat perut. Pendekatan holistik sangat penting. Berikut beberapa langkah efektif:
- Dengarkan tanpa menghakimi. Anak butuh merasa aman untuk terbuka.
- Bangun rutinitas yang stabil. Anak merasa lebih tenang saat lingkungan bisa diprediksi.
- Ajarkan teknik relaksasi. Seperti napas dalam, membaca buku, atau aktivitas kreatif.
- Perbaiki pola makan. Hindari makanan tinggi gula dan pemicu gas.
- Gunakan suplemen alami jika dibutuhkan. Misalnya enzim pencernaan atau probiotik—tapi konsultasikan dulu dengan ahli.
“Apakah perlu ke psikolog anak?” Jika gejalanya menetap atau makin parah, ya. Tidak semua stres bisa ditangani sendiri di rumah. Terapi perilaku kognitif (CBT) terbukti efektif untuk anak-anak dengan gangguan psikosomatis.
Stres Anak Bisa Jadi Bom Waktu Kesehatan Keluarga
Kalau keluhan anak tidak ditangani, bisa berdampak pada seluruh keluarga. Orang tua jadi stres, hubungan jadi tegang, dan anak semakin menarik diri. Jangan tunggu sampai kondisi semakin kompleks. Waspadai gejala stres anak sedini mungkin.
Kesehatan emosional anak adalah pondasi untuk kesehatannya secara menyeluruh. Yuk, bantu anak mengenali dan mengekspresikan emosinya dengan sehat.
